Tulisan ini adalah karya asli dari Saudara Asyroful Mujib, M.Sc. hasil penelitiannya bersama Saudari Tri Rafika Dyah Indartin, M.Sc. di wilayah kart Rengel, Tuban, sebagai pengaya referensi bentang lahan karst di Pulau Jawa. Karst Rengel adalah salah satu wilayah karst di Pulau Jawa bagian utara.
Salah satu karakteristik kawasan karst adalah sedikit ditemukannya aliran permukaan. Aliran permukaan ini akan banyak kita temukan saat musim hujan, karena air hujan yang jatuh akan segera menjadi aliran langsung (direct runoff) dan sebagian besar terinfiltrasi ke dalam tanah. Proses infiltrasi air hujan di permukaan karst melalui dua cara yang berbeda, yaitu (1) diffuse infiltration, proses infiltrasi yang sangat lambat melalui pori-pori batuan, dan tersimpan di zona epikarst dalam waktu yang lama; dan (2) internal runoff, aliran permukaan dari air hujan yang tertampung di cekungan tertutup (doline) akan terkonsentrasi masuk melalui rekahan yang lebih besar, dan air dengan volume melimpah akan masuk ke dalam akuifer karst dengan cepat. Kedua tipe infiltrasi ini akan memberikan pengaruh yang berbeda pada sifat aliran, kandungan kimiawi airtanah, dan proses pelarutan di dalam akuifer karst (White, 1999, 2002; Bakalowicz, 2005).
Salah satu karakteristik kawasan karst adalah sedikit ditemukannya aliran permukaan. Aliran permukaan ini akan banyak kita temukan saat musim hujan, karena air hujan yang jatuh akan segera menjadi aliran langsung (direct runoff) dan sebagian besar terinfiltrasi ke dalam tanah. Proses infiltrasi air hujan di permukaan karst melalui dua cara yang berbeda, yaitu (1) diffuse infiltration, proses infiltrasi yang sangat lambat melalui pori-pori batuan, dan tersimpan di zona epikarst dalam waktu yang lama; dan (2) internal runoff, aliran permukaan dari air hujan yang tertampung di cekungan tertutup (doline) akan terkonsentrasi masuk melalui rekahan yang lebih besar, dan air dengan volume melimpah akan masuk ke dalam akuifer karst dengan cepat. Kedua tipe infiltrasi ini akan memberikan pengaruh yang berbeda pada sifat aliran, kandungan kimiawi airtanah, dan proses pelarutan di dalam akuifer karst (White, 1999, 2002; Bakalowicz, 2005).
Celah atau rekahan di permukaan karst yang berperan sebagai
jalur utama masuknya air permukaan ke bawah tanah disebut sebagai Swallow hole (swallet), dalam bahasa slovenia dikenal dengan istilah Ponor (Bonacci, 1987, 2013; White, 1988).
Field (2002) dalam Bonacci (2013) mendefinisikan ponor sebagai lubang atau
celah di bagian bawah atau samping depresi di mana aliran permukaan atau danau
mengalir baik sebagian atau seluruhnya ke dalam sistem air bawah tanah karst.
Ponor biasanya terletak dekat dengan ujung atau pada titik terendah dari doline
atau Polje.
Beberapa bentuk dan ukuran ponor diantaranya (1) celah besar
di mana sungai permukaan secara tiba-tiba masuk ke dalam tanah baik secara
vertikal maupun horizontal; (2) Gua; dan (3) Lubang atau pits (White, 1988). Milanovic (1981) dalam Bonacci (2013) menyebutkan
pula bahwa fenomena bawah permukaan seperti Jamas (shafts, celah dengan dimensi yang lebih besar), lorong (channel), Gua, bahkan bidang perlapisan (bedding plane) bisa menjadi ponor.
Istilah swallow hole,
swallet, dan ponor merupakan istilah ilmiah yang jarang dikenal oleh masyarakat
Indonesia. Hampir sebagian besar daerah di Indonesia memiliki istilah lokal masing-masing
untuk menyebut fenomena karst permukaan, khususnya di daerah Tuban, Jawa Timur,
Ponor akan kita kenal dengan istilah (1)
User artinya air yang bergerak
memutar dan kemudian hilang, dan (2) Song
artinya lubang atau gua kecil.
Indartin (2014) menyebutkan bahwa ponor/user yang terdapat di Karst Rengel, Kabupaten Tuban sebanyak
20 (dua puluh) tempat dengan berbagai bentuk dan ukuran. Beberapa kondisi ponor
di Karst Rengel ditampilkan pada Gambar 1
Ponor di Dusun Telo, Desa Menyunyur (Indartin, 2014) |
Song 1 di Dusun Ngesong, Desa Ngandong (Indartin, 2014) |
User Pencol di Dusun Pencol, Desa Ngandong (Mujib, 2015) |
User Pencol di Dusun Pencol, Desa Ngandong (Mujib, 2015) |
User 4 di Dusun Grabagan (Survei lapangan Mujib dan Indartin, 2014) |
User 5 di Dusun Grabagan (Survei lapangan Mujib dan Indartin, 2014) |
Seluruh ponor di Karst Rengel berdasarkan fungsi
hidrologisya adalah sebagai lubang masuknya atau hilangnya aliran permukaan.
Sebagian besar ponor berada pada lahan ladang/tegalan jagung. Beberapa ponor mendapatkan
perlakuan seperti adanya pembatas berupa batu di tepian lubang ponor, hal
tersebut ditujukan untuk menghindari terporosoknya penduduk ke dalam lubang
ponor. Namun tidak sedikit pula ponor yang digunakan sebagai tempat pembuangan
sampah oleh penduduk sekitar.
Ponor akan banyak memainkan perannya saat musim hujan
sebagai lubang masuknya aliran permukaan, namun ponor juga memiliki kapasitas
maksimum (maximum swallow capacity),
jika ponor sudah mencapai batas ini maka aliran permukaan tidak akan lagi bisa
masuk dalam akuifer sehingga akan tergenang dan membanjir areal sekitarnya. Bonacci
(2001) menjelaskan bahwa Kapasitas maksimum ponor dipengaruhi secara lokal dan
regional, faktor yang mempengaruhinya adalah (1) muka airtanah di doline atau
polje sudah tidak bisa lagi naik dalam batas dan level tertentu; (2) dimensi
pelorongan dalam akuifer karst terbatas; dan (3) aliran airtanah berada di bawah zona tertekan. Ketika terjadi hujan dengan
intensitas tinggi dalam durasi yang lama bisa dipastikan doline di sekitar
ponor akan banjir. Beberapa contoh
kapasitas maksimum ponor di Eropa yang telah dihitung dan ditampilkan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Kapasitas maksimum ponor di Eropa
No
|
Nama Ponor
|
Negara
|
Kapasitas Maksimum Ponor (m3/detik)
|
1
|
Popovo
Polje
|
Bosnia
and Herzegovina
|
300
|
2
|
Slivlje
|
Montenegro
|
120
|
3
|
Biograd
|
Bosnia
and Herzegovina
|
110
|
4
|
Dula
|
Croatia
|
90
|
5
|
Doljasnica
|
Bosnia
and Herzegovina
|
60
|
Sumber: Bonacci (2013:116)
Ponor
atau user di Karst Rengel juga
memiliki kapasitas maksimum, diantaranya di doline
Desa Grabagan yang memiliki 5 user seperti yang ditampilkan pada Gambar 2. Kompleks
5 user di doline Grabagan ini berada pada elevasi 304-314 mdpal, sementara
itu, sebagian besar ponor di Karst Rengel juga banyak ditemukan pada ketinggian
di atas 250 mdpal, hal ini setidaknya dapat digunakan sebagai petunjuk bahwa
ketinggian tempat di atas 250 mdpal dapat dianggap sebagai daerah imbuhan
(Mujib, 2015).
Komplek lima user dalam satu wilayah dolin di Desa Grabagan |
User
2 (608411 mT, 9224134 mU), lapisan tanah
bagian atas cukup tebal, lebar ponor sekitar 1 meter, berada di bawah pohon bambu. Kiri : 13 Januari 2014, kondisi kering tidak berair. Kanan : 9 Maret 2014, air menjadi tergenang karena telah melebihi kapasitas.
Kiri : 13 Januari 2014, Lubang ponor dalam kondisi kering tidak berair. Kanan : 31 Januari 2014, Lubang ponor tertutup semak belukar dalam kondisi kering |
Kiri : 31 Desember 2013, kedalaman ponor dari lokasi pengambilan foto sekitar 3 meter. Kanan : 9 Maret 2014, pada titik pemotretan yang sama dalam kondisi tergenang. |
Ponor tidak hanya berperan sebagai penghubung antara aliran
permukaan dengan aliran air bawah tanah di akuifer karst, namun karena sifatnya
yang mampu menerima air permukaan dalam waktu yang cepat dan volume yang besar,
maka ponor juga berperan sebagai media masuknya sumber pencemar tanpa ada
proses leaching (pencucian) dan
pemurnian dari pori-pori tanah. Oleh karena itu, akuifer karst sangat rentan
terhadap pencemaran yang berasal dari aktifitas manusia.
Daftar Pustaka
Bakalowicz,
M. 2005. Karst groundwater: a challenge for new resources. Hydrogeology Journal 13: 148-160
Bonacci,
O. 1987. Karst Hydrology, with special
reference to the Dinaric Karst. Berlin Heidelberg: Springer-Verlag
Bonacci,
O. 2001. Analysis of the maximum discharge of karst springs. Hydrogeology Journal Vol 9 (4): 328–338.
Bonacci,
O. 2013. Poljes, ponors, and their catchments. In Shroder, J. (Editor in
Chief), and Frumkin, A. (Ed.), Treatise
on Geomorphology. San Diego, CA: Academic Press, Vol. 6, Karst
Geomorphology. pp. 112-120.
Indartin, Tri Rafika Diyah. 2014.
Analisis Kerentanan Intrinsik Air Tanah dan Risiko Pencemaran di Karst Rengel,
Kabupaten Tuban. Tesis tidak
dipublikasikan. Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.
Mujib, M. Asyroful. 2015. Analisis
Karakteristik dan Tingkat Karstifikasi Akuifer Karst di Sistem Mataaair
Ngerong, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Tesis
tidak dipublikasikan. Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.
White, W.B. 1988. Geomorphology and
Hydrology of Karst Terrain. New York: Oxford University Press.
White,
W.B. 1999. Conceptual models for karstic aquifer. In Karst Modelling. Karst water institute special publication 5.
White,
W.B. 2002. Karst hydrology: recent development and open question. Engineering Geology. Vol 65: 85-105
No comments:
Post a Comment