Gunungsewu
pertama dikenalkan pada dunia oleh Herbert Lehman pada tahun 1936. Lehman menyebutkan
bentang lahan karst Gunungsewu memiliki tipe konikal karst. Selanjutnya tipe
ini dikenal dengan istilah kegel karst yang oleh Lehman dinyatakan sebagai tipe
karst Gunungsewu (Gunungsewu karst type).
Lehman menjelaskan bahwa karst Gunungsewu terdiri dari perbukitan karst dengan
konikal yang diselingi oleh lembah tertutup berbentuk bintang atau jaringan lembah yang saling terhubung.
Haryono dan Day
(2004) lebih memerinci tipe umum dari kegelkarst tersebut menjadi tiga tipe
yang lebih spesifik. Tipe karst tersebut adalah labyrint cone karst, polygonal
karst, dan residual cone karst. Ketiga tipe tersebut dibedakan
berdasarkan ciri morfologi permukaanya.
Labyrint cone
karst merupakan tipe karst yang dicirikan oleh jaringan bukit karst memanjang bersamaan
dengan terdapatnya jaringan lembah pada bagian sisinya. Tipe ini banyak ditemui
pada sisi selatan karst Gunungsewu. Secara administratif dijumpai diwilayah
kecamatan Saptosari dan Tepus.
Polygonal karst
dicirikan oleh kesatuan cekungan lembah tertutup yang dibatasi oleh perbukitan
karst yang berfungsi sebagai batas poligon. Poligonal karst banyak terdapat di
bagian barat karst Gunungsewu, yaitu di sekitar kecamatan Panggang.
Residual cone
karst dicirikan oleh bukit-bukit karst yang menyebar dengan dihubungkan oleh
dataran hasil lapukan batuan dasar. Tipe ini banyak ditemui dibagian timur karst
Gunungsewu yaitu kecamatan Ponjong bagian selatan. Residual cone karst sering
digolongkan sebagai tower karst, walaupun memiliki bentuk yang relatif cembung.
Ketiga tipe
tersebut tidak tersebar secara acak, namun mengelompok pada wilayah-wilayah
seperti diuraikan diatas. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan bentuk karst
tersebut dengan variasi struktural dan litologis karst Gunungsewu tersebut.
Referensi
Haryono, E. dan Day, M., 2004. Landform differentiation within the
Gunung Kidul Kegelkarst, Java, Indonesia. Journal of Cave and Karst Studies.
Vol. 66 no. 2 p. 62-69.
Haryono, E., 2001. Nilai Hidrologis Bukit Karst. Makalah Seminar
Nasional, Eko-Hidrolik, 28-29 Maret 2001. Teknik Sipil. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Haryono, E. dan Suratman, 2010. Significant feature of Gunungsewu karst
as Geopark Site. 4th International UNESCO Conference on Geopark, April 12-15,
2010, Langkawi.
No comments:
Post a Comment