Secara umum Gunungsewu terdiri atas batuan karbonat yang mudah
terlarut oleh air yang bersifat asam. Sifat ini memberikan pengaruh terhadap
kondisi permukaan karst Gunungsewu. Haryono dan Day (2004) memerinci bentuk
morfologi permukaan karst Gunungsewu menjadi tiga tipe yaitu Labyrint cone
karst, poligonal karst, dan residual cone karst. Ketiga tipe tersebut dikontrol
oleh kondisi struktural dan litologis setempat. Hendaryono (-) menyimpulkan
bahwa semakin keras sifat batuan karbonat akan semakin membentuk kerucut dengan
kelerengan tinggi dan puncak yang lebih meruncing, sementara pada karbonat yang
lunak lebih membentuk kerucut kecil dan puncak yang cembung.
Beberapa litofasies batuan karbonat Gunungsewu seperti diungkapkan
oleh Kusumayudha dkk (1999) diantaranya adalah boundstone, packstone, wackestone,
dan marl. Litofasies tersebut memiliki karakter yang berbeda terutama dalam
kaitan dengan kondisi porositasnya. Marl memiliki porositas antar butir atau
porositas primer. Sementara itu, boundstone, packstone, dan wackestone memiliki
porositas sekunder. Litofasies ini memiliki porositas sekunder berupa celah,
rekahan, dan lorong.
Litofasies boundstone – packstone merupakan karst terumbu
yang keras memiliki permukaan kasar dan berlubang oleh proses pelarutan.
Litofasies
wackestone merupakan batuan karbonat yang lebih lunak dan berlapis. Marl tidak
memiliki porositas sekunder sehingga mampu menyimpan air dalam ruang antar
butirnya.
Litofasies Boundstone |
Litofasies Wackestone |
Secara umum sifat fisik batuan karbonat Gunungsewu tersebut
tergolong menjadi batuan karbonat karstik dan kalice. Karbonat karstik bersifat
masif, keras, dan memiliki jaringan konduit. Karbonat kalice bersifat rapuh,
relatif lunak, memiliki tekstur kapuran, porositas antar pori.
Referensi
Haryono, E. dan Day, M., 2004.
Landform differentiation within the Gunung Kidul Kegelkarst, Java, Indonesia.
Journal of Cave and Karst Studies. Vol. 66 no. 2 p. 62-69.
Hendaryono, S.S., -. Pembentukan
reservoir daerah karst pegunungan sewu, pegunungan selatan Jawa. 7th malaysia
geoheritage conference and 4th Malaysia-Indonesia Joint Geoheritage conference.
Kusumayudha, S.B., Zen, M.T.,
Notosiswoyo, S., Gautama, R.S., 1999. Distribution of Gunungsewu karstic
aquifers based on fractal analysis – case study: Semanu and surrounding area,
Yogyakarta, Indonesia. GEOSEA ’98 proceedings. Geol Soc. Malaysia Ball. 43 December
1999. Pp. 343-350.
No comments:
Post a Comment