Term

Artikel dalam blog ini adalah karya asli penulis. Beberapa artikel pernah penulis unggah diblog yang lain sebelumnya, yang pada saat ini blog tersebut telah penulis hapus. Disamping itu, sebagian juga merupakan pindahan tulisan dari web geo.fis.unesa.ac.id mengingat keterbatasan space pada web tersebut. Pembaca diijinkan untuk menyitir artikel dalam blog ini, tetapi wajib mencantumkan nama blog ini sebagai sumber referensi untuk menghindari tindakan plagiasi. Terimakasih

Friday, October 31, 2014

Menengok potensi dan energi di perut bumi Gunungsewu

Sistem sungai bawah tanah (SBT) Bribin merupakan salah satu sistem sungai bawah tanah yang memiliki cadangan air yang relatif banyak. Pemantauan yang dilakukan oleh Adji (2010) selama satu tahun pada tahun 2006 di Goa Bribin tercatat antara sekitar 1500 hingga 2000 liter/detik yang berfluktuasi pada musim kemarau dan musim penghujan. Sebuah potensi yang cukup besar untuk pemenuhan sebagian masyarakat Gunungsewu.
 
Fluktuasi debit aliran dasar dan debit total (Sumber gambar : Adji, 2010)
Sementara itu kualitas air dari SBT Bribin secara fisik, kimia dan biologi dianggap aman dan layak untuk dikonsumsi sebagai air bersih (Subratayati, 2008).   

Pipa pengimbuh udara ke ruang bawah tanah

Ruang kendali lift
Pintu masuk lift
perjalanan ke 105 meter ke dalam perut bumi
Ruang turbin terlihat dari lorong lift
Instalasi mikro hidro dan pompa
Turbin mikro hidro
Pemanfaatan air dari SBT ini telah dilakukan pada beberapa titik, salah satunya melalui Goa Bribin (proyek Bribin 1) dan Bendung Bribin 2. Pengangkatan air pada Goa Bribin dilakukan melalui pompa dengan sumber energi PLN, sementara pada bendung Bribin 2 dengan energi listrik mikro hidro yang dihasilkan oleh air itu sendiri. Bendung Bribin 2 ini adalah bendungan yang dibuat di perut bumi pada kedalaman 105 meter dibawah permukaan. Sungai bawah tanah Bribin di bendung rapat untuk menghasilkan energi potensial beda tinggi sebagai sumber energi penggerak turbin penghasil listrik. Energi tersebut selanjutnya digunakan untuk menaikkan air ke permukaan.

Pada saat ini jumlah air yang terangkat dari PAT (pump as turbine) pada Bribin 2 baru sebesar 80 hingga 100 liter/detik (Siregar, 2010). Jumlah ini diharapkan dapat untuk memenuhi kebutuhan hingga enam ribu KK di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Dari pengambilan air pada bendung Bribin 2 ini, SBT Bribin masih menyisakan potensi air yang sangat besar, sehingga masih dimungkinkan pemanfaatannya ditempat lain. Sangatlah tepat dikatakan bahwa Gunungsewu, medan kering yang kaya air

Referensi :
Aji, T. N., 2010. Variasi spasial-temporal hidrogeokimia dan sifat aliran untuk karakterisasi sistem karst dinamis di sungai bawah tanah bribin, kabupaten gunung kidul, DIY. Desertasi. Fakultas Geografi – UGM.


Subratayati, AMF., 2008. Kajian tentang pengembangan sumber daya air sungai bawah tanah Bribin di Kecamatan Semanu Kabupaten Gunung Kidul DIY. Tesis. Prodi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana, UNS.